Edannya Zaman Ini

Seruni.id – Momies, di abad 21 ini adalah era di mana anak muda yang sedang kasmaran dan berpegangan tangan atau bermesraan di depan umum dianggap lucu dan menggemaskan, sementara suami istri yang bergandengan tangan atau bersikap mesra dan romantis dianggap aneh dan lebay. 

Di masa ini juga adalah era di mana hotpants yang dulunya hanya dipakai untuk daleman, namun kini kerap dipakai remaja kita saat hang out di mall atau tempat nongkrong lainnya.

Dan, yang paling miris saat ini adalah di mana, gadget sangat mendominasi kehidupan kita sehingga mendekatkan yang jauh dan akhirnya malah menjauhkan yang dekat.  Era juga dimana  yang berpacaran saling memanggil dengan sebutan ayah dan bunda ataupun mama dan papa. Era di mana panggilan sayang atau babe (dibaca beib) tidak lagi diperuntukkan bagi pasangan saja, tapi juga bagi teman-teman kita grup WA, baik grup alumni SD, SMP, SMA, Kampus, maupun grup lainnya. 

Saat kemudian grup-grup di WA akhirnya mengadakan acara di dunia nyata setelah sebelumnya seperti tak puas-puasnya bernostalgia  di dunia maya. Di pertemuan inilah biasanya, tradisi cipika cipiki yang tadinya dianggap tabu menjadi hal yang dianggap biasa.

Lalu berlanjut dengan foto selfie, wefie dan berfoto bersama lainnya yang kadang juga tidak memberi batasan bahwa mereka bukan muhrim. Kadang lupa saling tempel, rangkul, dan lain sebagainya.

Astaghfirullah, memang benar bahwa di zaman ini, banyak di antara kita menjadi lebih akrab dengan teman kita dibanding pasangan sendiri. Saling mengucapkan selamat pagi, selamat malam, selamat tidur, sampai mengingatkan waktu sholat di wa grup nya, sementara dengan pasangan sendiri sepertinya terlupakan. Di meja makan, di ruang TV dan ruang keluarga yang tadinya riuh ramai dengan celoteh kita dan anak-anak telah berubah sunyi karena masing-masing sibuk dengan gadgetnya. Anak-anak yang dulu enjoy sekali dengan permainan outdoor dan tradisional seperti dampu, galasin, petak umpet, bekel, congklak, dan lain-lain, kini telah berubah menjadi asik dengan game online dan play station.

Kita seakan menjadi lebih peduli dengan teman-teman kita, mengucapkan selamat ulang tahun di hari lahir teman kita, mendoakan di saat teman sakit, mengumpulkan donasi, dan menjenguknya, namun menanggapi biasa saja ketika pasangan kita yang berulang tahun atau ketika sedang sakit.

Sementara itu pula, kini kehidupan pribadi kita dengan sangat mudah kita umbar di sosial media, setiap kegiatan kita posting di sana, saat makan, pengajian, kerja bakti, saat marah, sedih, bahkan sampai saat anak atau keluarga sakit pun kita minta doa di sosial media. Dan lebih parahnya lagi, saat berada  di makam pun banyak yang selfie dan kemudian diposting juga di sosial media.

Momies, ingatlah bahwa nilai-nilai baik yang telah diajarkan agama kita, telah ditanamkan orang tua kita dan guru kita janganlah sampai luntur tergilas edannya zaman ini. Secanggih-canggihnya teknologi, tetaplah kita harus berpegang teguh pada ajaran agama kita.

Ingatlah bahwa tidak semua hal harus menjadi konsumsi publik. Ingatlah bahwa pasangan halal dan keluarga terdekatlah yang harus tetap menjadi prioritas kita. Ingatlah batasan pergaulan kita, yang mana muhrim kita dan yang mana yang bukan. Ingatlah posisi kita yang sudah tidak muda lagi dan seharusnya sudah mulai memikirkan bekal untuk akhirat nanti.

Tak ada gunanya berlama-lama chatting di grup teman-teman hanya untuk candaan yang tidak terlalu penting bahkan menjurus kepada maksiat. Ingatlah bahwa anak-anak dan pasangan kitalah yang lebih berhak atas diri kita, karena merekalah nanti yang sesungguhnya menjadi penolong kita di akhirat nanti.

Ingatlah bahwa dunia ini akan segera berakhir dan akhirnya kita menjadi menyesal karena telah menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang tanpa kita sadari ternyata adalah perbuatan yang maksiat.

Ingatlah 3 ayat berikut setiap kali kita hendak melakukan suatu hal:

1. “Tidakkah dia mengetahui bahwa Allah sedang melihat”

2. “Siapa yang takut kepada kedudukan Tuhannya baginya dua syurga”.

3. “Siapa yang bertaqwa kepada Allah. Diajadikan baginya jalan penyelesaian”

Ingatlah bahwa Allahlah sebaik-baik pemberi balasan atas perbuatan yang telah kita lakukan.

Semoga bermanfaat.

-Anggraini-