Sehat  

Jangan Katakan 5 Hal ini Pada Pasien Kanker, karena Akan dengan Mudah Membuat Mereka Terpuruk

Seruni – Pasien kanker ada kalanya mengalami masa terpuruk, sedih, stres, dan lain sebagainya. Hal ini membuat dirinya menjadi lebih sensitif. Perasaan ini bisa saja muncul dikarenakan karena orang yang memilki kanker tidak siap menerima diagnosis dari dokter atau belum siap menjalani berbagai pengobatan yang tidak hanya menguras fisik, energi, waktu, maupun biaya.

Related image
haberturk.com

Di saat-saat seperti ini, Anda sebagai orang terdekat memang punya peran yang sangat penting untuk menyemangati pasien kanker. Akan tetapi, Anda juga harus peka. Dukungan dan semangat seperti apa yang dibutuhkan pasien? Anda tentu harus menunjukkan simpati, tapi Anda sebaiknya berhati-hati dalam memilih kata-kata. Meskipun maksud Anda sebenarnya baik, salah ucap bisa menyakiti hati orang terkasih Anda dan membuatnya semakin sedih.

Apa saja yang tidak boleh diucapkan pada seorang pasien kanker? Berikut lima kalimat yang paling sering diucapkan yang ternyata mungkin saja membuat seseorang patah semangat.

“Kamu akan baik-baik saja.”

Related image
kanker.autoimuncare.com

Anda mungkin mengatakan hal ini karena Anda ingin orang yang memilki kanker baik-baik saja. Padahal tidak ada yang tahu bagaimana kelanjutan proses pengobatan penyakit ini. Tidak ada yang tahu atau memiliki kendali atas apa yang terjadi dalam perjalanan penyakit serius seperti ini. Berpura-pura segalanya akan baik-baik saja justru terdengar seolah Anda meremehkan kondisi yang sedang dialami pasien.

Maksud Anda memang baik, yaitu mengajak agar pasien tetap optimis. Namun, akan ada saatnya di mana pasien merasa terpuruk dan berpikir, “Kata siapa semuanya akan baik-baik saja?” Karena itu, lebih baik Anda berikan dukungan dengan berkata, “Aku akan menemani kamu terus untuk melawan penyakit ini, apa pun yang terjadi.”

“Kamu terlihat berbeda.”

Related image
hellosehat.com

Orang yang memilki kanker memang akan berubah secara fisik. Tanpa perlu diingatkan, orang-orang dengan kanker menyadari berapa banyak berat badan mereka yang hilang, rambut yang telah hilang sedikit demi sedikit, atau seberapa pucat penampilannya.

Menurut UC Cancer Institute, orang yang memiliki kanker sering kali merasa sedih atau merasa terpuruk dengan perubahan penampilannya, jadi Anda tidak perlu menunjukkan atau mengucapkan lagi kepada mereka. Karena hal itu hanya semakin membuat mereka merasa semakin sedih dan meratapi perubahan tersebut.

Bila ingin memberi dukungan, lebih baik temani orang terkasih Anda untuk belanja baju baru, misalnya. Anda bisa membantunya memilih warna dan model pakaian yang tidak akan membuatnya terlihat terlalu pucat atau kurus.

“Temanku juga punya kanker yang sama denganmu.”

Image result for pendamping pasien kanker
indonesiana.tempo.co

Hanya karena Anda punya kenalan atau teman yang juga pernah didiagnosis dengan kanker yang sama, bukan berarti Anda berhak menceramahi pasien soal penyakit tersebut. Misalnya dengan mengatakan, “Kemarin temanku pakai obat baru yang manjur, lho! Kamu juga harus coba pengobatan itu.”

Pertama, orang yang memiliki kanker tidak selalu ingin tahu cerita tentang orang lain yang mengalami hal yang sama dengannya. Kedua, setiap kanker itu berbeda. Meskipun jenisnya sama, tapi tubuh setiap orang itu berbeda sehingga sifat kanker yang dialami juga akan berbeda-beda. Hanya dokter dan tim ahli yang menangani pasien secara langsung yang bisa menentukan langkah-langkah seperti apa yang harus ditempuh pasien.

Daripada menceritakan soal orang lain, lebih baik bantu orang terkasih Anda mencari komunitas atau jaringan pasien kanker agar ia mendapatkan wadah serta dukungan yang tepat. Kalau Anda memang punya kenalan yang kondisinya serupa, sebaiknya tawarkan pasien seperti ini, “Temanku ada yang sudah pernah didiagnosis dengan kanker payudara juga. Kalau kamu mau, nanti aku kasih kontaknya untukmu supaya kamu bisa mengobrol dengannya.”

“Kamu kuat banget, ya!”

Image result for pendamping pasien kanker
lawankanker.org

Kalimat ini kesannya diutarakan untuk memuji perjuangan seseorang. Akan tetapi, tanpa disadari ucapan ini mengandung tuntutan bagi pasien kanker untuk selalu kuat dan tegar melawan penyakitnya. Akibatnya, ketika pasien sedang merasa tidak berdaya sama sekali, ia justru akan merasa gagal mempertahankan kekuatannya. Ia akan takut dicap lemah, tidak seperti pejuang kanker lainnya.

Karena itu, sebaiknya luangkan lebih banyak waktu Anda untuk menemani pasien dan sering-seringlah bertanya padanya soal apa yang sedang ia rasakan atau pikirkan. Hal ini jauh lebih membantu daripada sekadar memuji pasien dengan kalimat tadi.

Anda juga harus mengingatkan pasien bahwa merasa sedih, putus asa, dan lemah itu manusiawi, tapi yang terpenting adalah bangkit lagi dari gejolak emosi tersebut bersama-sama.

“Aku tahu perasaanmu.”

Image result for pendamping pasien kanker
lawankanker.org

Bahkan sesama pasien kanker tidak mengatakan hal ini satu sama lain. Ingat, perjalanan dan pengalaman setiap pasien kanker itu berbeda. Tidak mungkin ada penyakit yang sama persis seratus persen. Begitu juga dengan Anda yang tidak mengidap kanker. Hanya pasien sendirilah yang tahu apa rasanya menjadi dirinya.

Karena itu, jangan berasumsi dengan yakin bahwa Anda tahu apa persisinya yang ia rasakan. Memangnya benar? Anda mungkin bisa melihat penderitaan atau kesedihannya, tetapi Anda tidak tahu apa yang ada dalam benaknya bila tidak Anda tanyakan langsung.

Lebih baik dukung orang terkasih Anda dengan mengatakan misalnya, “Aku memang tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya, tapi aku bisa melihat kamu sedih sekali. Kamu bisa cerita padaku, jangan kamu pendam sendiri.”