Siapkah Kamu Mengkompromi Kebiasaan-Kebiasaan Buruk Pasangan?

Gambar via: www.zastavki.com

Siapa sih yang nggak mau punya pernikahan yang awet dan adem? Ternyata cinta nggak cukup untuk membuat pernikahan awet dan adem seperti yang diimpi-impikan kaum hawa dan adam. Salah satu kunci yang dibutuhkan untuk pernikahan yang awet dan adem adalah kompromi. Kompromi yang dimaksud adalah kesediaan kamu untuk menerima baik buruknya pasangan. Apalagi awal-awal pernikahan, kamu akan menemukan kebiasaan-kebiasaan yang nggak kamu temukan di saat masih PDKT dan pacaran. Ada kebiasaan yang bisa kamu terima, bahkan bisa kamu pelajari darinya. Tetapi ada pula kebiasaan buruk yang bikin kamu mengernyitkan dahi saking kamu terkejut menemukannya. Kira-kira kebiasaan buruk apa saja yang harus kamu siap-siap kompromi saat menikah nanti?

Dia ternyata selebor

Gambar via: www.crosswalk.com
Gambar via: www.crosswalk.com

Mungkin sifatnya yang satu ini sudah kamu tahu bahkan sebelum kamu resmi menikahinya. Namun tentunya keseleboran yang kamu saksikan ternyata hanya seujung puncak gunung es di lautan saja. Ternyata aslinya dia jauh lebih selebor dari yang kamu bayangkan. Pria yang kini berubah status menjadi suami punya kebiasaan keluar rumah tanpa mengunci pintu, sering ketinggalan barang-barang, ia menawarkan untuk membantu kamu dalam melakukan pekerjaan rumah sayangnya pekerjaannya nggak ada yang beres malah justru kamu yang harus turun tangan lagi.

Nggak pernah on time

Gambar via: www.wisegeek.net
Gambar via: www.wisegeek.net

Pria memang identik dengan kebiasaan satu ini, yakni nggak pernah on time alias ngaret. Misalnya saja kamu dan dia janjian untuk lunch bareng di suatu restoran yang terletak di dekat kantormu dan dia. Kamu datang tepat waktu, tapi suami bisa datang lebih lama dari waktu yang dijanjikan. Kebiasaannya yang ngaret ini juga berlaku saat kamu minta dijemput. Diminta jemput jam berapa tetapi dia datangnya jam berapa. Jangan heran, perhatian seorang pria sering teralihkan oleh suatu hal, seperti acara olahraga atau bahkan game kesukaanya. Jika mereka sudah berkonsentrasi jangan harap mereka sadar berapa lama waktu yang telah terbuang.

Procrastinate

Gambar via: lifescheme.blogspot.com
Gambar via: lifescheme.blogspot.com

Procrastinate artinya menunda-nunda pekerjaan yang harus dikerjaan karena teralihkan oleh orang lain. Ternyata suami kamu juga punya kebiasaan yang kebanyakan menunda pekerjaan karena ada hal lain yang menarik perhatian. Contohnya, kamu sudah menyuruhnya membersihkan garasi, dia juga setuju akan membereskan garasi.

“Sayang, jangan lupa beresein garasi ya!”

“Siap!”

Namun ketika kamu beranjak melihat garasi, ternyata keadaannya masih sama belum tertentu. Kamu kembali mengingatkan.

“Garasi masih berantakan, kok nggak diberesin?”

“Oh iya nanti aku beresin”.

Dan ketika kamu melihat garasi, keadaan tetap sama. Hal ini akan terus berulang karena kebiasaan memang sulit untuk dihilangkan kalau kamu nggak maju dan berani mengubah kebiasaan buruknya.

Cita rasa makanan yang berbeda

Gambar via: pixabay.com
Gambar via: pixabay.com

Sebelum menikah denganmu, suami tinggal bersama keluarganya atau tinggal sendiri. Tentunya dia memiliki selera makan mengikuti lingkungan tempat ia tumbuh. Contohnya dia lahir di tengah keluarga asal Sumatra, maka ia terbiasa dengan cita rasa masakan Sumatra yang medok dengan rempah dan bumbu. Seperti yang diketahui masakan Sumatra yang medok bumbu itu memiliki rasa yang lebih pedas dan rempahnya membuat tenggorokan menjadi panas. Sedangkan kamu adalah wanita yang tumbuh di keluarga Jawa dimana masakan didominasi dengan rasa manis dan bumbunya yang lebih minim. Dengan perbedaan cita rasa ini maka kamu harus siap-siap berkompromi dengan cita rasa yang dimiliki suami. Maka jangan ragu untuk berguru dengan ibu mertua supaya bisa memasak makanan yang disukai suami.

Pemalas

Gambar via: www.inspirerr.com
Gambar via: www.inspirerr.com

Selama pacaran kamu nggak bisa melihat seperti apa sih sosok suami kalau di rumah, apalagi kalau sedang liburan nggak ada kerjaan. Ternyata suami adalah tipe yang lebih memilih nggak melakukan apa-apa di saat hari liburnya. Jika kebanyakan pria memilih bertemu dengan teman-temannya di saat libur, suami lebih suka berada di rumah dan tidur sampai siang. Bahkan untuk diajak pergi-pergi menemanimu pun dia lebih memilih untuk diam di rumah saja. Dia akan berkata,

“Malas kemana-mana, libur mendingan di rumah nggak ngapa-ngapain”

Kerjaannya hanya tidur dan nonton TV saja selama liburan persis seperti bapak-bapak yang kamu lihat di televisi.

Cintanya pada olahraga

Gambar via: deadspin.com
Gambar via: deadspin.com

Pria nggak jauh-jauh dari olahraga apalagi sepak bola. Bahkan ketika menikah sekalipun, kecintaannya pada olahraga pun nggak berkurang. Maka jangan heran kalau kamu akan dinomer duakan ketika dia dihadapi dengan kesenangannya satu itu. Apalagi ketika ada perhelatan besar olahraga, siap-siap tengah malam kamu mendengar dia bersorak-sorak mendukung tim sepak bola kesayangannya.

Berkompromi itu memang perlu, tetapi kamu juga punya hak untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk suami yang menurutmu merugikan dirinya dan dirimu juga. Karena bagaimana pun pernikahan itu tentang dua orang, dimana ada saatnya kamu harus berkompromi agar nggak timbul konflik namun ada saatnya kamu harus maju dan meretas kebiasaan buruknya. (AH)