Kisah Ulama Madinah dan Sang Ayah

Seruni.id – Kisah ulama besar Madinah ini terjadi jauh di masa lampau. Tepatnya kisah ini adalah kisah pada masa umat Islam diperintah Dinasti Umayah. Kisah ini diangkat karena cukup berhikmah yang tertuang dalam kitab Wafayat Al A’yan.

Farrukh adalah seorang laki-laki yang harus meninggalkan keluarganya di Madinah untuk turut berperang di Khurasaan yang dulu masuk kawasan Persia. Saat Farrukh pergi itu, istrinya tengah mengandung anaknya.

Sebelum pergi ia pun meninggalkan 30 ribu dinar untuk sang istri. Uang tersebut diberikan kepada sang istri sebagai nafkah sekaligus harta simpanan.

Setelah 27 tahun Farrukh pergi berperang, kemudian ia kembali ke rumahnya. Saat tiba di rumahnya, dengan masih membawa tombak, ia pun mendorong pintu rumahnya dengan tombak.

Seorang pria muda muncul dari dalam rumah.

” Wahai musuh Allah, apakah engkau hendak menyerang rumahku?” kata pemuda itu dengan berteriak.

Farrukh membalas perkataan pemuda itu, ” Wahai musuh Allah, kau telah masuk ke rumahku!”

Perseteruan mereka berdua membuat para tetangga berdatangan. Di antara mereka, salah satunya Imam Malik, meminta Farrukh untuk meninggalkan rumah itu. Mereka sudah tidak kenal lagi dengan Farrukh.

” Ini adalah rumahku! Aku adalah Farrukh!” kata Farrukh.

Ucapan itu sampai terdengar oleh wanita yang ada di dalam rumah. Seketika, wanita yang merupakan istri Farrukh keluar dan memeluknya, lalu mengenalkan pria muda yang sempat berseterunya dengannya.

” Ini Rabi’ah. Dia anakmu!” kata wanita itu.

Farrukh tidak menyangka anak yang masih dalam kandungan saat ia tinggalkan telah tumbuh menjadi pemuda tampan. Suasana pun kembali damai dan keluarga Farrukh itu masuk ke dalam rumah.

Beberapa saat kemudian, Farrukh pun bertanya mengenai harta yang ditinggalkannya untuk istrinya dulu. Sang istri pun menjelaskan bahwa harta itu telah ia kubur, namun akan ia keluarkan kembali. Sang itri pun menyuruh suaminya agar melaksanakan shalat di masjid Nabawi.

Farrukh kemudian pergi ke masjid Nabawi, di sana ia melihat seseorang yang dikerumuni banyak penuntut ilmu. Akhirnya Farrukh pun bertanya kepada seseorang,”Siapa itu?” Orang itu pun menjawab,”Ia Rabi’ah!” Farrukh pun hampir tak percaya bahwa itu adalah puteranya tadi.

Akhirnya Farrukh pun menyampaikan apa yang dilihatnya kepada istri, hingga sang istri kemudian bertanya,”Apa yang lebih engkau cintai, 30 ribu dinar dengan apa yang angkau lihat?”

Farrukh pun berkata,”Apa yang aku lihat.” Sang istri pun berkata,”Ketahuilah, aku membelanjakan semuanya untuk putramu itu.