Sebelum Memutuskan Bercerai Darinya

Seruni.id – Momies, pernikahan adalah ibarat menyeberangi lautan tanpa batas yang penuh ombak dan badai. Pernikahan juga ibarat menaiki roller coaster yang berliku, kadang menukik dan kadang pula menanjak. Saat kita mengalami badai dan ketegangan dalam pernikahan, pernahkah terbersit dalam dirimu keinginan untuk bercerai darinya?

Momies, sebelum kita memutuskan bercerai dari pasangan kita, ada baiknya kita baca dulu yang berikut ini :

1. Pernikahan adalah persatuan dua orang lawan jenis dalam suatu perjanjian ijab kabul yang melibatkan Allah di dalamnya. Saat ijab kabul dilantangkan oleh sang calon suami, saat itulah Arsy Allah turut berguncang mendengarnya  karena beratnya perjanjian yang di buat oleh manusia di depan RABB nya. Dengan di saksikan para malaikat dan manusia . Jadi, pernikahan berarti mengikat janji tidak hanya kepada pasangan kita, tapi juga kepada orang tua, khalayak, dan Allah ta’ala untuk senantiasa bersama mengarungi bahtera hingga batas akhir yang ditentukan-Nya.

2. Dalam pernikahan selalu akan ada badai dan ujian yang datang. Perselisihan soal uang, soal anak, tetek bengek, sampai persoalan pihak ketiga yang menyakitkan hati. Di saat ujian ini datang, ingatlah kembali tujuan pernikahan kita. Apakah tujuan kita menikah hanya karena tujuan duniawi, atau karena ingin menyempurnakan iman kita dan menggapai ridho-Nya.

3. Saat terbersit pikiran negatif untuk bercerai dari pasangan kita, ingatlah masa-masa sulit sebelum menikah, masa-masa di awal pernikahan hingga waktu yang telah kita jalani bersama sampai saat ini. Berbagai momen kebahagiaan, perjuangan, pengorbanan satu sama lain, tentunya akan lebih menorehkan luka ketika kalimat perceraian terlontarkan sesudahnya .

4. Anak-anak yang menjadi buah hati kita adalah orang pertama juga yang akan terluka hatinya ketika mengetahui kedua orang tuanya akan bercerai. Mereka pasti akan sedih, hancur, dan bingung bersandar kepada siapa.

5. Ketika badai datang menerpa pernikahan kita, harusnya kita lebih erat berpegangan tangan, bukan malah saling menjauh dan memisahkan diri. Kita harus saling menguatkan, merangkul, saling berusaha satu sama lain untuk berjuang keluar dari badai tersebut.

6. Ingatlah bahwa mempertahankan pernikahan itu memang jauh lebih sulit dibandingkan dengan memulainya. Hanya dengan bantuan Allah dan ikhtiar kita berdualah yang dapat melanggengkannya. Karena itu teruslah berdoa agar Allah senantiasa memperpanjang jodoh kita, menjadikan pernikahan kita sakinah, mawaddah, dan warohmah.

7. Ingatlah pula, bahwa pasangan menikah kita adalah orang yang Allah tetapkan untuk kita. Saat itulah hati kita wajib menerimanya, baik dalam cinta dan bahagia, maupun dalam duka dan air mata.

8. Saat hati tak kuat lagi untuk bertahan dalam pernikahan dan kesabaran sudah tak sanggup lagi kau tampung, makab pasrahkanlah semuanya kepada Illahi, dan biarkanlah Allah yang menuntun kita menuju jalan terbaik-Nya.

9. Allah SWT sangat membenci perceraian sekalipun halal karena kita telah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan keinginan-Nya. Allah menginginkan agar kita tetap berjuang untuk mempertahankan Mitsaqan Ghalizha (perjanjian yang kokoh) pernikahan. Hanya setan saja yang menyenangi adanya perceraian di antara suami istri .

Pernikahan memang kadang menjadi salah satu ujian hidup kita. Namun ingatlah bahwa pernikahan di dunia ini seharusnya menjadi ladang amal dan ladang pahala bagi kita menuju ridho dan surganya Allah. Semoga Allah senantiasa menjaga dan meridhoi pernikahan kita hingga maut memisahkan.

-Anggraini-