Cara Aman Hindari Kecelakaan Bagi Pemudik Motor

Pemudik motor

Seruni.id – Mendekati lebaran, aktifitas diramaikan dengan mudik. Pemudik memanfaatkan momen lebaran untuk silaturahim dengan keluarga besarnya. Moda transportasi yang digunakan pemudik juga beragam, salah satunya adalah motor. Ya, sudah sejak beberapa tahun pemudik motor ikut meramaikan aktifitas mudik lebaran.

Berdasarkan data dari Pusat Krisis Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa selama lima tahun terakhir, kecelakaan terbesar saat mudik Lebaran menimpa pemudik motor. Dari data tersebut, diketahui bahwa kecelakaan berada di jalur mudik non-tol yang melibatkan pemudik motor.

Dilansir dari Viva, Kepala Pusat Krisis Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto dalam konferensi pers mudik gratis Kemenkes, menyebutkan bahwa kecelakaan yang terjadi saat mudik lebaran terjadi pada rentang pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB dan pukul 17.00 WIB hingga 18.00 WIB. Adapun salah satu penyebab terjadinya kecelakaan adalah kelelahan karena telah berkendara setelah selesai subuh atau berkisar pada pukul 05.00.

Lalu kapankah waktu ideal dan cara yang aman bagi pemudik motor agar terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan?

Baca juga: THR Total Rp 4,5 Juta Saat Mudik dari ViuGraph, Mau?

Pada kesempatan tersebut, Achmad Yurianto menyatakan bahwa tidak ada waktu yang ideal. Akan tetapi, Achmad Yurianto mengatakan bahwa pemudik motor haruslah menyadari waktu untuk mengendarai motor yaitu maksimal tiga jam perjalanan. Setiap tiga jam mengendarai sepeda motornya, sebaiknya pemudik motor beristirahat.

“Ideal enggak ada, yang perlu diingat adalah jangan mengemudi lebih dari tiga jam, jika sudah tiga jam berhenti istirahat. Kalau sudah oke baru jalan,” kata dia di Gedung Kemenkes Jakarta Selatan, Jumat 8 Juni 2018.

Selain itu, Achmad mengimbau pemudik motor harus sadar akan beberapa hal, seperti motor tidak didesain untuk membawa beban berat. Oleh karena itu, pemudik motor sangat dianjurkan untuk tidak membawa beban berat barang bawaan melebihi kapasitas, dan tidak membawa lebih dari dua orang.

“Pengemudi motor jauh lebih cepat capek karena tidak dalam keadaan nyaman karena banyak membawa barang,” jelas dia.

Selain beban bawaan dan jumlah penumpang yang harus diperhatikam, Achmad pun mengingatkan bahwa motor pun tidak didesain untuk dibawa dengan kecepatan lebih dari 60 km/jam.

“Berbeda dengan mobil, karakteristik motor itu tidak memiliki refleks yang cukup bagus ketika rem mendadak,” ujar dia.

Pesan Achmad yang terakhir adalah kondisi jalan di jalur mudik pun banyak yang tidak aman untuk pemudik motor. Banyak yang terlihat halus namun ternyata bergelombang. Oleh karena itu pula, Achmad mewanti-wanti terutama bagi pemudik yang melakukan mudik Lebaran pada H-1 dan H+1 untuk tetap berhati-hati. Sebab, kecelakaan paling banyak terjadi di H-1 dan H+1 lebaran.

“Paling banyak H-1 karena mereka ingin bisa salat Idul Fitri di kampung sedangkan untuk H+1 karakteristiknya adalah penduduk lokal yang ingin silaturahmi, karena melanggar lalu lintas,” tuturnya.