Cara Mengatasi Anak Pemalu, Agar Bisa Akrab Saat Kumpul Keluarga

scarymommy.com

Seruni.id – Kamu salah satu orang tua yang sedang mencari cara mengatasi anak pemalu? Kalau begitu, kamu ada di tempat yang tepat. Sebab, kali ini Seruni akan membahas bagaimana cara mengatasi anak pemalu, terlebih saat sedang kumpul dengan keluarga, seperti saat momen lebaran beberapa waktu lalu. Tak perlu memaksanya untuk bisa akrab sekejap waktu dengan yang lain, yang perlu kita lakukan adalah mengetahui terlebih dahulu penyebabnya, yakni:

Related image
huffingtonpost.com

Karakter Bawaan

Cara mengatasi anak pemalu adalah dengan mengetahu penyebabnya, di mana sebagian pendapat mengatakan bahwa sifat pemalu adalah karakter bawaan sejak lahir. Hal ini terlihat dari seorang bayi yang ramah, akan banyak tersenyum ketika berinteraksi dengan orang lain yang baru dikenal. Sedangkan, bayi lain justru langsung menangis saat bertemu atau akan digendong oleh mereka yang baru dikenalnya.

Pengaruh Kondisi Tertentu

Pendapat lain juga banyak yang mengatakan jika sifat pemalu adalah respon yang didapat sebagai dampak dari adanya suatu kondisi tertentu. Contoh, pola asuh yang keliru, lingkungan sosial yang tidak nyaman bagi anak untuk berinteraksi, atau bahkan anak pernah mendapat pengalaman buruk dan lain sebagainya, hal inilah yang menjadi penyebab, dan harus kita luruskan untuk bisa memaksimalkan cara mengatasi anak pemalu

Pola Asuh Awal yang Keliru

Rasa malu kemungkinan bisa terjadi karena pola pengasuhan awal yang salah ketika anak masih bayi, terutama di dua tahun usia pertamanya. Hal ini terjadi karena otak bayi saat itu berkembang dengan sangat cepat, dan ini adalah saat bayi mengembangkan pola untuk mengasosiasikan sesuatu.

Misalnya, bayi yang sering berada dalam gendongan, atau orang tua yang segera berlari memeluk anaknya saat mereka menangis. Akan membuat mereka yang diperlakukan seperti ini menjadi bayi yang manja dan merasa dicintai. Perasaan dicintai tentu saja baik bagi anak, tapi apabila diberikan dengan cara berlebihan seperti memperlakukan anak sebagai raja yang selalu dilayani setiap saat, menanggapi dengan cepat setiap tangisannya, dan banyak memberikan pujian yang berlebihan, tentu saja menjadi hal yang tidak baik.

Anak yang selalu dimanja, saat sendirian tanpa orang tua akan merasa kehilangan pegangan dan tidak mengetahui apa yang harus dilakukan. Sementara, anak yang sejak bayi tidak selalu dimanja, tidak akan merasa takut, mampu mengatasi kesendiriannya, dan tetap maksimal menampilkan kemampuan dirinya dengan penuh percaya diri. Jadi, cara mengatasi anak pemalu adalah dengan menerapkan pola asuh yang tepat sedini mungkin.

Tidak Diberikan Kesempatan untuk Berinteraksi

Salah satu sebab mengapa anak menjadi pemalu ketika bertemu orang, bisa jadi karena dia tidak punya teman sebaya sebagai teman bermainnya. Anak tidak tahu bagaimana cara memperkenalkan diri, atau berinteraksi dengan anak lain, karena tidak pernah diajak keluar untuk main dengan tetangga, atau bahkan sekadar ke taman, hingga ada juga mereka yang memang tidak bersekolah.

Anak tidak diberikan kesempatan belajar berinteraksi dengan anak seusianya, karena lingkungan bermainnya terbatas hanya dengan keluarga di rumah. Ketika anak diajak keluar rumah, anak akan melihat orang lain di luar keluarganya sebagai sebuah ancaman, yang pada akhirnya hal ini membuat ia menarik diri dari keramaian. Maka, cara mengatasi anak pemalu adalah dengan memberikannya kesempatan untuk menelusuri harinya secara mandiri, tentunya tetap dalam pengawasan yang nyaman, ya.

Memiliki Orang Tua yang juga Pemalu

Faktor lain yang menjadi penyebab, bisa saja karena orang tua juga merupakan sosok yang pemalu, jarang tersenyum, banyak menutup diri, dan jarang bergaul dengan tetangga karena pola atau gaya hidup yang tidak cocok dengan sekitar. Jadi, bagaimana bisa kita menemukan cara mengatasi anak pemalu, jika kita sendiri menjadi bagian dari sifat itu?

Merasa Menjadi Sumber Perhatian

Anak pemalu kadang merasa dirinya diperhatikan banyak orang, atau merasa kalau dirinya menjadi bahan perbincangan. Hal ini menyebabkan anak menjadi takut atau cemas untuk bertindak, karena khawatir hal yang dilakukannya salah dan menjadi bahan tertawaan banyak orang.

Rasa malu memang bisa terjadi pada siapa saja, terutama pada anak. Karena berbagai alasan, ada beberapa anak yang tumbuh menjadi pribadi yang sedikit tertutup dan pemalu. Setiap anak memang terlahir dengan keunikannya masing-masing, tapi penting bagi orang tua untuk mengetahui cara mengatasi anak pemalu, agar kelak ia tak kesulitan untuk bergaul, dan tidak kewalahan menghadapi masalah sosial lain yang mungkin saja terjadi di kemudian hari.

Orang tua bisa mengajak anaknya berbicara dari hati ke hati, ajarkan betapa pentingnya untuk bersosialisasi dengan orang lain. Sampaikan bahwa ia akan baik-baik saja, jelaskan jika menambah banyak teman bisa membuat hidup lebih bahagia. Selain itu, biarkan anak tahu bahwa ia memiliki orang tua, sehingga ia lebih percaya diri dan berani untuk terjun ke dalam lingkungan sosial.

Baca Juga: 11 Cara Agar Anak Berhenti Mengompol

Anak merupakan seorang peniru yang andal, ungkapan tersebut nyatanya benar. Maka, untuk membantunya lebih mudah bergaul, orang tua perlu menjadi contoh baik yang bisa mereka tiru. Karena anak akan mengamati bagaimana orang tuanya berinteraksi, dan dia akan tahu bahwa semua berjalan dengan baik-baik saja. Hal ini juga bisa merangsang anak untuk lebih berani bersuara dan tampil di depan umum.

Cara mengatasi anak pemalu juga bisa dengan menempatkan anak pada situasi sosial untuk membuatnya belajar. Misalnya, minta beberapa sepupunya untuk mengajak anak mengunjungi tempat tertentu bersama.

Cara mengatasi anak pemalu lainnya yakni dengan membiasakannya untuk berinteraksi. Kalaupun ia terlihat belum siap untuk dilepas, orang tua bisa mendampinginya saat bermain dengan teman-temannya. Namun, jangan sampai membuat anak terbiasa untuk terus didampingi. Beri juga batasan waktu, sampai kapan orang tua bisa menemani mereka dalam berinteraksi.

Salah satu trik jitu agar anak lebih berani adalah dengan membiasakan ia berada di tengah-tengah orang lain. Kamu bisa memulainya dengan meminta para sepupu untuk menginap setelah hari raya. Karena, dengan begini anak akan menjadi lebih banyak berinteraksi dengan orang selain keluarga inti, dan mulai bisa bergabung dengan kelompok sosial.