3 Kartini di Australia

Seruni.id – Dalam rangka Hari Kartini, ABC Australia melansir kisah empat perempuan asal Indonesia yang berkiprah di Australia. Mereka merupakan kartini di Australia. Keempatnya memiliki tantangan tersendiri untuk bekerja di lingkungan Australia yang pastinya dengan kondisi alam dan kultur yang jauh berbeda dengan di Indonesia.

Ditambah dengan peran kartini di Australia ini, yaitu sebagai seorang istri dan ibu serta keinginan mereka tetap mau memegang teguh nilai-nilai Indonesia bagi pendidikan dan karakter anak-anaknya. Mereka menyatakan bahwa apa yang sudah dilakukan dan dicapainya sejalan dengan cita-cita Kartini, yakni kesetaraan hak perempuan tanpa melupakan kodratnya sebagai perempuan.

1. Farida Simanjuntak

Farida sejak dua tahun lalu mendirikan sekolah Buida Driving School di kota Melbourne, Australia. Usahanya tersebut diawali ketika Farida membaca peluang menjanjikan untuk menjadi instruktur mengemudi setelah mendengar cerita dari beberapa perempuan Indonesia di Australia yang merasa risih saat berada dalam satu mobil dengan pria untuk belajar menyetir.

Farida Simanjuntak

Farida mengatakan bahwa jika pekerjaannya bukan hanya mengajar menyetir, tapi juga mendengar cerita dan masalah murid-muridnya, sehingga ia bisa berbagi pengalaman dan memberikan nasihat bahkan memberikan solusi dari permasalahan.

“Menjadi perempuan memiliki arti penting, karena perempuan diciptakan sebagai penolong dan harus mau berkorban untuk keluarga, anak, dan orang lain,” ujar Farida yang juga merupakan seorang orang tua tunggal dengan tiga anak.

Farida menyatakan bahwa Kartini menginginkan kesetaraan tapi tidak melupakan kodratnya sebagai perempuan. Perempuan bisa pergi kerja atau apa saja, tapi tetap tidak lupa bahwa dirinya merupakan seorang ibu dan mengambil bagian peran sebagai istri.

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Sosok Presiden Kelima RI, Siapa Itu Megawati Soekarnoputri

2. Reni Rusliani

Saat Reni pindah ke Australia mengikuti suaminya di tahun 2007, Reni memutuskan untuk bekecimpung di bidang pendidikan, karena alasan sudah memiliki anak. Walaupun sebelumnya, Reni pernah berkarir konsultan di bidang teknik.

Reni Rusliani

Reni yang pernah bekerja di sebuah sekolah Islam untuk mengajarkan Quran dan Kajian Islam kepada anak-anak, mengatakan bahwa dirinya pernah mengambil pendidikan early childhood selama enam bulan.

“Saya mengambil pendidikan enam bulan di bidang early childhood, yang dilanjutkan dengan diploma,” ujar Reni.

Saat ini, selain membuka penitipan anak di rumahnya, atau istilahnya Family Day Care, Reni juga kini disibukkan sebagai guru mengajarkan baca Quran di Madania Foundation. Salah satu kelasnya di Surau Kita, masjid komunitas Indonesia di kawasan Coburg, Melbourne.

Salah satu sosok yang telah menginspirasinya terjun ke dunia pendidikan adalah Kartini. Menurut Reni, Kartini ingin setiap perempuan memiliki akses untuk pendidikan dan pengajaran, bukan karena ingin menandingi pria, tapi sebagai modal untuk menjalankan kewajibannya sebagai ibu.

3. Lily Susanty

Selanjutnya kartini di Australia lainnya adalah Lily Susanty. Tujuan awal Lily pergi ke Australia di tahun 1996 adalah untuk mengambil gelar Master of Business Administration (MBA) di Monash University, Melbourne.

Akan tetapi, setelah lulus ia langsung mendapatkan tawaran kerja di perusahaan konsultan migrasi, yang kemudian dinikmatinya sampai saat ini.

Lily Susanty

“Kita bisa membantu orang memberikan nasihat lewat riset, keahlian, dan pengalaman kita dan berharap bisa mewujudkan mimpi mereka,” ujar Lily yang akhirnya memutuskan membuka kantor sendiri bernama Sola Gracia Migration.

Baca juga: Wow, Perempuan AS Bangun Bisnis Miliaran Sambil Mendidik 14 Anak

Lily menceritakan bahwa klien yang ditanganinya bukan lagi sebatas mahasiswa-mahasiswa asal Indonesia, tapi juga ada warga negara lain, termasuk kalangan profesional yang ingin menetap secara permanen di Australia.

Oleh karena itu, tak heran hari-harinya banyak disibukkan di kantornya, tapi ia merasa tetap harus ada keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga.

“Menurut saya perempuan sukses itu yang bisa menempatkan diri, memberikan kontribusi pada masyarakat, memberikan nilai tambah di pekerjaanya, dan bisa menjadi seorang istri dan ibu yang baik,” papar Lily.