5 Kiat Agar Tidak Terjerumus ke Dalam Riba

sedekahproduktif.com

Seruni.id – Gaya hidup yang mewah dan harta yang melimpah menjadikan banyak orang gelap mata. Mereka sudah tidak peduli lagi dengan aturan-aturan syariat. Tidak sedikit dari umat Islam yang ingin hidup bergelimang harta yang pada akhirnya terjerumus ke dalam riba.

Padahal kita tahu bahwa riba termasuk ke dalam dosa besar dan mendapatkan ancaman neraka. Sudah seharusnya kita sebagai umat Islam yang taat mampu menghindarkan diri dari riba. Berikut ini kiat-kiat agar tidak mudah terjerumus ke dalam riba.

Related image
ikmalonline.com

Kenali Bahaya Riba

Agar tidak terjerumus ke dalam riba, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa bahayanya. Sudah jelas jika di dalam Islam riba merupakan hal yang haram. Riba membuat seseorang banyak dililit hutang akibat tingkat bunga yang tinggi. Keberadaan riba membuat hidup kurang nyaman dan tidak tentram akibat banyaknya hutang yang menumpuk dan harus di bayar.

Uang bulanan atau gajian yang seharusnya dapat digunakan untuk membeli kebutuhan malah habis digunakan untuk menutupi bunga yang ada. Dengan beragam bahaya riba tersebut tidak heran jika seseorang akan merasa gelisah dan banyak pikiran setiap saat.

Berilmu Sebelum Membeli

Semisal seorang pedagang, hendaklah ia paham seputar hukum jual beli. Jika ia tidak memahaminya, bisa jadi ia memakan riba atau menikmati rizki dengan cara yang tidak halal. ‘Ali bin Abi Tholib mengatakan, “Barangsiapa yang berdagang namun belum memahami ilmu agama, maka dia pasti akan terjerumus ke dalam riba, kemudian dia akan terjerumus ke dalamnya dan terus menerus terjerumus.”

Lihatlah pula apa kata ‘Umar bin Khottob radhiyallahu ‘anhu. Beliau berkata, “Janganlah seseorang berdagang di pasar kami sampai dia paham betul mengenai seluk beluk riba.” (Lihat Mughnil Muhtaj, 6: 310) Hal di atas bukan hanya berlaku bagi penjual atau si pedagang, namun berlaku juga untuk pembeli.

Tidak Bermudah-mudahan dalam Berhutang

Islam menerangkan agar kita tidak terlalu bermudah-mudahan untuk berutang. Orang yang berutang dan ia enggan melunasinya padahal ia mampu sungguh sangat tercela. Dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham” (HR. Ibnu Majah no. 2414. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Dari Shuhaib Al Khoir, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri” (HR. Ibnu Majah no. 2410. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih). Berhutanglah ketika perlu dan yakin mampu melunasinya! Karena kita pun tidak mengetahui kondisi kita nantinya, apakah kita bisa melunasi kreditan kita.

Baca Juga: Adab Hutang Piutang

Milikilah Sifat Qona’ah

Memiliki sifat qonaah dapat menghindarkan kita dari bahaya riba. Sifat qonaah dapat dilakukan dengan senantiasa bersukur atas apapun yang diberikan kepada kita. Sifat bersukur membantu kita agar terhindar dari perasaan serba kekurangan dan ingin hidup dalam kemewahan. Rasa ingin memiliki sesuatu dan mudah iri dengan apa yang dimiliki oleh orang membuat kita dengan mudah membeli barang walau dengan cara berhutang.

Berhenti menatap keatas dan mulailah melihat kebawah. Hal ini menghindarkan Anda dari rasa kurang dan akan mulai bersukur Anda tidak berada pada kondisi yang sangat kekurangan. Perlu diingat jika diluar sana ada banyak sekali orang yang kekurangan bahkan lebih dari kita.

Lakukan Transaksi yang Diperbolehkan

Transaksi yang diperbolehkan dalam Islam ada beberapa jenis transaksi, dimana salah satunya adalah transaksi mudharabah. Transaksi yang satu ini diperbolehkan untuk menghindari datangnya riba. Transaksi satu ini dapat dilakukan dengan cara kerjasama yang dilakukan oleh kedua belah pihak.

Salah stau pihak sebagai pemodal dan pihak lainnya sebagai orang yang menjalankan usaha. Transaksi ini dapat dilakukan dengan cara membagi hasil sesuai dengan yang disepakati. Ketika terjadi kerugian maka pihak pemodalah yang harus menanggung biaya kerugian sementara pihak lain tidak menanggungnya karena usaha dan tenaga yang dia kerahkan menjadi bagian dari kerugiannya.

Ada beberapa jenis transaksi lain yang dapat dilakukan untuk menghindari riba yaitu dengan cara salam dan muajjal. Transaksi salam adalah ketika jual beli dilakukan dengan cara melakukan pembayaran terlebih dahulu sementara barang yang diinginkan akan diberikan belakangan. Untuk transaksi muajjal, transaksi jenis ini dapat dilakukan dengan cara menaikan harga saat berlangsungnya transaksi.

Perbanyak Do’a

Kiat terakhir agar tidak terjerumus ke dalam riba adalah perbanyak berdo’a. Karena kita bisa terhindar dari yang haram, tentu saja dengan pertolongan Allah termasuk dalam masalah riba.

Di antara do’a yang bisa kita panjatkan, “Allahumma inni as-aluka fi’lal khoiroot, wa tarkal munkaroot” (Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mudah melakukan berbagai kebajikan dan meninggalkan berbagai kemungkaran) (HR. Tirmidzi no. 3233, dari Ibnu ‘Abbas. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Juga perbanyaklah do’a agar bisa terbebas dari hutang, “Allahumma inni a’udzu bika minal ma’tsami wal maghrom” (Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari dosa dan terlilit utang). Dalam lanjutan hadits tersebut disebutkan bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kenapa beliau banyak meminta perlindungan dari utang. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seseorang yang terlilit utang biasa akan sering berdusta jika berucap dan ketika berjanji sering diingkari,” (HR. Bukhari no. 832 dan Muslim no. 589).

Semoga 5 kiat di atas dapat membantu kita agar tidak terjerumus ke dalam riba. Aamiin.