Rehat  

Hebat! Perempuan Ini Tak Gentar Membersihkan Sampah dan Vandalisme di Gunung

sumber foto: GNFI

Negeri yang memiliki bentangan pegunungan yang sangat luas ini sulit sekali untuk membuat orang tak jatuh cinta pada Indonesia. Banyak para pendaki serta pecinta alam di Indonesia yang menjajaki gunung-gunung nan indah serta permai. Sayangnya, banyak juga dari para pendaki yang meninggalkan “jejak” di gunung tempat mereka melakukan pendakian usai menikmati keindahan alam di puncak.

Beberapa saat lalu sempat ramai dibicarakan banyaknya sampah yang berserakan di Gunung Gede Jawa Barat. Fenomena itu juga terlihat di Gunung Rinjani, Lombok dan membuat seorang Luluk Kartikawati kecewa ketika menyaksikan keadaan Rinjani yang kotor karena sampah yang berserakan.

Luluk juga menjelajahi Gunung Lawu, Jawa Timur setelah usai dari Rinjani dan mengalami keadaan yang sama. Tidak hanya sampah, Luluk yang memanglah suka mendaki gunung ini juga mendapati coretan-coretan di dinding serta bebatuan di sana.

Mendapati keadaan yang menyedihkan seperti ini membuat gadis berumur 23 tahun ini tergerak untuk membersihkannya. Ia juga membuat gerakan CAV OT Mountain (Clean Art Vandalism On the Mountain). Lewat gerakan ini Luluk bergerak untuk membersihkan sampah-sampah di gunung sampai menghapus coretan-coretan rupa vandalisme yang terpampang di dinding serta bebatuan.

“Kali kedua ke sana, keadaan Gunung Lawu kotor banget. Bukan hanya sampah namun juga coretan. Nah dari situ, aku kepikiran untuk melakukan kegiatan bersih-bersih,” papar Duta Wisata Sragen 2015 ini.

Luluk bercerita, dirinya tidak memungut biaya sekalipun untuk bersih-bersih gunung itu dari para relawan yang ikut serta dalam gerakan ini. Semua bahan pembersih cat seperti tiner serta lap ia sediakan sendiri.

Meskipun belum seutuhnya dapat membersihkan seluruh jalur di Gunung Lawu, Luluk merasa puas dirinya serta bantuan dari relawan dapat membersihkan banyak spot vandalisme. Umumnya, rombongan yang terdiri dalam 10 orang disebar di beberapa titik untuk melakukan pembersihan.

“Meskipun sedikit orangnya, yang penting efektif. Saat itu aku ikut acara bersih-bersih, yang ada peserta beberapa foto saja semua, ” cerita Luluk.

Walau kegiatannya mulia, tetapi kenyataannya Luluk pernah mengalami hal pahitnya. “Tidak semua mendukung. Ada saja yang malah mengejek, bahkan juga ada yang memprotes tulisannya dihapus,” katanya.

Tidak jarang juga yang mengkritik kegiatan Luluk ini lantaran dianggap tidak menguntungkan. Tetapi, Luluk tak patah arang. Ia juga bertekad akan melanjutkan gerakannya ini serta berharap agar semangat kecil ini bisa menular ke orang ataupun komunitas lain.

“Bertanggungjawablah dengan sampah Anda, sekecil apapun. Bungkus permen sekalipun, ” demikian pesan Luluk.

Sumber: kompas.com

Baca juga: Perjalanan Karir Haris Koentjoro, Arsitek Asal Madiun Yang Sukses di Amerika Serikat