Temui Keadaan Darurat, 5 Langkah Ini Bisa Bantu Kita Selamatkan Hidup Orang Lain

Seruni.id – Pernah lihat orang tiba-tiba sesak dan tidak sadarkan diri? Melihat orang tak sadarkan diri di dekat kita, jangan abaikan ya Moms.

Tidak sadar dirinya orang tersebut bisa jadi karena serangan jantung. Serangan jantung sebenarnya bukan hanya terjadi pada pasien dengan riwayat penyakit jantung saja. Siapapun yang memiliki gaya hidup kurang sehat, aktivitas padat dan jarang berolahraga juga punya potensi yang sama mengalami serangan jantung.

Berdasarkan data PERKI (Perhimpunan Kardiologi Indonesia) pada tahun 2016 menemukan bahwa angka kejadian henti jantung mendadak berkisar antara 300.000-350.000 insiden setiap tahunnya. Meskipun demikian, terdapat peningkatan peluang hidup ketika ada lebih banyak orang yang berada di lokasi kejadian (bystander) yang sigap dan dapat melakukan pertolongan pertama dengan CPR.

 

Ketika terjadi serangan jantung, ada masa emas, yaitu tiga menit pertama setelah terjadinya henti jantung mendadak. Jika CPR dilakukan dalam rentang waktu ini, ada kemungkinan besar korban akan bertahan hidup tanpa terjadi kerusakan pada organ otak.

Namun, setelah masa tiga menit ini berlalu, semakin tinggi risiko korban dapat menderita kerusakan otak akibat serangan tersebut. Jendela waktu kecil ini menentukan kesempatan hidup korban dan setiap detiknya sangat berharga.

Memastikan ketersediaan AED (Automated External Defibrillators) yaitu alat bantu jantung portabel, serta bantuan pertolongan pertama berupa CPR adalah kunci untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa orang yang terkena serangan jantug. Adapun yang sangat perlu disadari oleh masyarakat, bahwa semua orang bisa menyelamatkan nyawa pada saat-saat darurat. Berikut langkah-langkahnya:

1. Pertama yang harus dilakukan saat mendapati keadaan darurat adalah jangan panik. Tetap tenang, dan pahami keadaan sekitar saat hendak memberikan pertolongan. Jangan memasuki daerah yang berbahaya, seperti area kecelakaan yang tidak aman misalnya. Karena alih-alih mampu membantu korban, bila keadaan lingkungan sekitar membahayakan. Jangan sampai kita ikut menjadi korban. 

2. Kedua, amati keadaan korban. Lihatlah bagian dadanya. Amati apakah terdapat pergerakan pada bagian dada yang menandakan ia bernafas atau tidak. Bila tidak, coba tegur korban untuk pancing kesadarannya, hal ini bisa dilakukan dengan menanyakan keadaan korban atau memberikan sedikit kejutan seperti pukulan kecil pada bagian pundak. Bila korban tidak merespon atau memperlihatkan tanda-tanda kesadaran, itu artinya korban butuh pertolongan. 

3. Ketiga, tunjuk orang yang ada di sekitar untuk mencari bantuan medis atau menelepon 119. Tiga bantuan utama yang harus dipanggil segera adalah Ambulans, kotak P3K serta AED (Automated External Defibrillators) yaitu alat bantu jantung portabel. Di sini penting sekali untuk kita tahu nomor telepon darurat seperti ambulans dan medis di Indonesia. Untuk kecelakaan lalu lintas nomor telepon yang bisa dihubungi adalah 112, dan keadaan darurat lainnya seperti serangan jantung bisa menghubungi 119. 

4. Sambil menunggu datangnya ambulans, kondisi korban harus tetap dipantau. Bila sudah sempat mendapatkan pelatihan first aid, kita harus langsung lakukan CPR untuk kelangsungan hidup korban. Bila tidak, tanyakan pada orang sekitar, adakah yang mampu memberikan pertolongan pertama berupa CPR. Bila tak ada juga, segera hubungi 119 untuk minta dipandu dalam memberikan CPR kepada korban. Ada baiknya bila yang ikut memberikan pertolongan CPR lebih dari 1 orang. Hal ini disebabkan, saat memberikan pertolongan CPR harus dilakukan non-stop sampai bantuan medis datang, dan hal tersebut cukup memakan energi dari orang yang melakukan CPR.

5. Rangkaian CPR ini menguras tenaga. CPR dilakukan dengan menekan bagian tengah dada korban menggunakan dua kepalan tangan, kita harus mendorong sebanyak 30 kali dorongan, serta dibantu dengan pemberian nafas buatan sebanyak dua tiupan. Satu rangkaian ini harus di ulang sebanyak 5 kali putaran untuk satu sesi CPR. Satu yang harus diingat, saat pemberian CPR jangan lepaskan pandangan pada korban, bila korban mulai sadarkan diri, hentikan pemberian CPR, namun sebaliknya, bila korban belum juga sadar, kita harus terus lakukan CPR sampai tim medis datang.

Young Man Doing Chest Compressions on Elderly Man — Image by © Royalty-Free/Corbis

Semua orang bisa selamatkan nyawa. Mungkin memang terlihat dan terdengar sulit, namun bila mampu menyelamatkan nyawa seseorang, mengapa tidak? Sekali lagi, dengan tidak ikut panik kita selalu berkesempatan jadi penyelamat hidup orang.

 

 

-Arumadewi-

Sumber: Philips Indonesia dan Fimela